NIM:A12.2012.04668
NAMA:DENDY KURNIA HARAHAP
Manfaat Customer Relationship Management (CRM)
Manfaat CRM
Manfaat yang didapat oleh perusahaan yang menerapkan konsep CRM adalah :
• Menjaga pelanggan yang sudah ada
• Menarik pelanggan baru
• Cross Selling : menjual produk yang dibutuhkan pelanggan berdasarkan pembeliannya
• Upgrading: menawarkan status pelanggan yang lebih tinggi
• Perusahaan dapat merespon keinginan pelanggan lebih cepat
• Dan lain sebagainya.
Definisi
CRM (Customer Relationship Management)
CRM adalah strategi yang digunakan untuk mempelajari lebih
lanjut tentang kebutuhan dan sifat pelanggan dalam rangka mengembangkan
hubungan yang lebih dekat dengan pelanggan, sehingga perusahaan lebih mengerti
akan kebutuhan yang diinginkan.CRM adalah strategi bisnis inti yang memadukan proses dan fungsi internal, jaringan eksternal, untuk menciptakan dan menyampaikan nilai kepada pelanggan untuk mendapatkan keuntungan. CRM didasarkan pada data pelanggan berkualitas dan dimungkinkan dengan adanya teknologi informasi (Buttle, 2007).
Sedangkan menurut
Kalakota dan Robinson (2001), CRM merupakan fungsi terintegrasi dalam strategi
penjualan, pemasaran dan pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan
dan kepuasan pelanggan.
CRM adalah suatu strategi bisnis yang menggunakan teknologi
informasi untuk menghasilkan perusahaan yang berkompeten, terpercaya dan
terintegrasi dengan pelanggan berdasarkan sisi pelanggan sehingga semua proses
dan interaksi dengan pelanggan membantu terpeliharanya dan meningkatkan
hubungan relasi yang menguntungkan.
Dari definisi-definisi CRM, dapat disimpulkan CRM merupakan
suatu strategi bisnis yang mengintegrasikan keseluruhan proses dan
fungsi-fungsi yang terdapat dalam manajemen hubungan pelanggan dengan
memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan hubungan bagi
pelanggan-pelanggan yang menguntungkan perusahaan. Dengan menggunakan CRM
perusahaan dapat menilai loyalitas pelanggan dan kepuasan pelanggan terhadap
kinerja perusahaan. Dengan itu perusahaan dapat memperoleh keuntungan.
Fase
Dalam CRM
Berdasarkan perkembangan hubungan dengan pelanggan, CRM dibagi menjadi tiga fase menurut Kalakota dan Robinson (2001), yaitu:
1.
Mendapatkan pelanggan (Acquire)
Perusahaan memperoleh pelanggan baru dengan mempromosikan
produk inovatif dan keunggulan dalam pelayanan yang membedakannya dengan
perusahaan lain. Pelanggan baru didapatkan dengan memberikan kemudahan
pengaksesan informasi, inovasi baru, dan pelayanan yang menarik.
2.
Meningkatkan
pelanggan (Enhance)
Mempererat hubungan dengan pelanggan dapat dilakukan
dengan cross-selling (menawarkan produk pelengkap pada saat penjualan
sesuai dengan produk yang dibelinya) dan up-selling (memberikan
penawaran produk tipe yang sama dengan kuantitas lebih besar). Penerapan cross-selling atau up-selling dapat meningkatkan
pendapatan perusahaan dan mengurangi biaya untuk memperoleh pelanggan (reduce
cost).
3.
Mempertahankan pelanggan (Retain)
Fokus pada adaptasi pelayanan, di mana perusahaan diharapkan dapat memenuhi apa yang
dibutuhkan pelanggan serta memberikan pelayanaan yang bersifat one stop
service untuk semua hal yang berhubungan dengan pelanggan. Tahap ini
merupakan usaha mendapatkan loyalitas pelanggan dengan mendengarkan pelanggan
dan berusaha memenuhi keinginan pelanggan.
Value
Chain (Rantai Nilai) CRM
Value
chain atau
rantai nilai CRM menetapkan
proses lima tahap untuk pengembangan dan penerapan strategi CRM. Masing-masing dari kelima
tahapan tersebut dilakukan dengan menggunakan sejumlah alat dan proses. Model
ini juga mengidentifikasikan sejumlah kondisi pendukung yang mempermudah dalam
penerapannya. Berikut adalah gambaran dari value
chain atau rantai nilai CRM (Buttle, 2007).
Pada gambar 2.7 adalah model bisnis yang telah
terbukti ketika mengembangkan dan menerapakan strategi CRM. Pembangunan ini
sudah diujicoba selama lima tahun pada dua perusahaan besar. Contohnya seperti software,
telekomunikasi, jasa keuangan, ritail, media, manufaktur dan
konstruksi. Model ini didasarkan pada prinsip-prinsip teoritis yang kuat dan
praktis dari persyaratan bisnis (Buttle, 2007).
1.
Analisis
Portofolio Pelanggan
Tahap ini melibatkan analisis terhadap basis
pelanggan secara aktual dan potensial untuk mengidentifikasi pelanggan mana
yang ingin dilayani di masa mendatang. Secara strategis, daftar teratas akan
menjadi pelanggan yang signifikan termasuk mereka yang akan menghasilkan
keuntungan (nilai) di masa mendatang. Perangkat analisis portofolio pelanggan yang digunakan yaitu
analisis SWOT (Strenght, Weakness, Opportunities, Threats) dan PESTE (Politic,
Economic, Social, Technology, Environment).
a.
Analisis
SWOT
SWOT adalah singkatan dari kekuatan (Strength), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats). Analisis SWOT mengeksplorasi
lingkungan internal (S dan W) dan lingkungan luar (O dan T). Audit internal
(SW) mencari kekuatan dan kelemahan fungsi-fungsi bisnis penjualan, pemasaran,
operasi, keuangan dan manajemen SDM. Kemudian ia melihat secara lintas fungsi
untuk mencari kekuatan dan kelemahan internal, misalnya proses-proses lintas
fungsi (misalnya pengembangan produk baru) dan budaya organisasi.
Selain itu, audit eksternal menganalisis
lingkungan makro dan mikro tempat perusahaan tersebut beroperasi. Lingkungan
makro mancakup sejumlah kondisi luas yang mungkin memiliki dampak terhadap
perusahaan. Kondisi-kondisi tersebut diidentifikasi melalui analisis PESTE.
Bagian lingkungan makro dari audit eksternal (OT) memeriksa hubungan antara
perusahaan dengan pemegang saham ekternal langsungnya, yakni pelanggan,
pemasok, mitra bisnis dan penanaman modal.
Analisis SWOT berorientasi CRM akan mencari pelanggan atau
pelanggan potensial yang muncul dari analisis tersebut. Pelanggan tersebut
adalah pelanggan yang:
a.
Memiliki
kekuatan relevan untuk mengeksploitasi peluang.
b.
Mengatasi
kelemahan-kelemahannya dengan bermitra dengan organisasi-organisasi lain untuk
mengambil keuntungan dari peluang.
c.
Menanamkan
modal dalam mengubah arah perusahaan untuk mengeksploitasi peluang.
d.
Menjawab
ancaman dari luar di pasar mereka saat ini dengan mengeksploitasi kekuatan
mereka untuk diverifikasi.
b.
Analisis
PESTE
PESTE adalah singkatan dari kondisi politik,
ekonomi, sosial, teknologi, dan lingkungan (environment).
Sebuah analisis akan mencoba memilih kondisi-kondisi utama yang memiliki dampak
terhadap bisnis.
2.
Keintiman
Pelanggan
Pada tahap ini dapat dikenali identitas,
riwayat, tuntutan, harapan dan pilihan pelanggan.
3.
Pengembangan
Jaringan
Untuk mengidentifikasi, menjelaskan dan
mengelola hubungan dengan anggota jaringan dalam perusahaan. Hal ini termasuk
organisasi-organisasi dan orang-orang yang berkontribusi pada penciptaan dan
penyampaian proposisi nilai untuk pelanggan terpilih. Jaringan dapat mencakup
anggota dari luar seperti supplier,
mitra dan pemilik/investor, dan juga pihak internal yang penting, yaitu
pegawai.
4.
Pengembangan
Proposisi Nilai
Tahap ini melibatkan pengidentifikasian
sumber-sumber nilai bagi pelanggan dan penciptaan suatu proposisi dan
pengalaman yang memenuhi kebutuhan, harapan dan pilihan mereka.
5.
Mengelola
Siklus Hidup Pelanggan
Siklus hidup pelanggan adalah perjalanan
pelanggan dari status ‘suspek’ menjadi ‘pendukung’. Pengelolaan siklus hidup
membutuhkan perhatian pada proses dan struktur. Proses adalah bagaimana
perusahaan mulai mengerjakan proses-proses penting dari penguasaan, serta
bagaimana perusahaan akan mengukur kinerja dari strategi CRM-nya. Sedangkan struktur adalah
bagaimana perusahaan akan mengorganisasi dirinya untuk mengelola hubungan
pelanggan.
Kelima tahapan utama dari rantai nilai CRM tersebut mewakili tiga fase
urutan dari strategi CRM, yakni
analisis, pengembangan sumber daya dan penerapan. Analisis Portofolio Pelanggan
(Customer Portofolio Analysis) dan
keintiman pelanggan (Customer Intimacy-CI)
merupakan kegiatan analisis utama. CPA melibatkan penggunaan data pelanggan dan
pasar untuk memutuskan pelanggan mana yang akan dilayani. Sedangkan CI
melibatkan pemahaman pelanggan dan kebutuhannya.
Manfaat
Sistem CRM bagi Perusahaan dan Pelanggan
Beberapa manfaat dari penggunaan sistem CRM bagi perusahaan
adalah sebagai berikut (Zikmund, 2003):
1.
Customer Focus
Perusahaan bersedia memandang proses pembelian dari
pandangan pelanggan, dengan memperhatikan perasaan pelanggan dan memperlakukan
informasi pelanggan dengan baik.
2.
Customer Relation
Mempertahankan pelanggan dan membangun loyalitas pelanggan
adalah tujuan utama dari pendekatan CRM. Biaya untuk memperoleh
pelanggan baru mungkin tinggi. Pepatah bisnis lama mengatakan “Diperlukan biaya
enam kali lebih besar untuk memperoleh pelanggan baru daripada
mempertahankan pelanggan lama”. Banyaknya jumlah pelanggan yang bertahan
pada suatu perusahaan dapat meningkatkan pendapatan, dan dalam banyak kasus
juga bisa mengurangi biaya.
3.
Share of Customer
Perusahaan selalu ingin menyenangkan pelanggan secara
langsung dimana sebagian pelanggan juga menginginkan agar perusahaan
menawarkan sesuatu yang lain dari yang pernah mereka beli sebelumnya. Hal
ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
a.
Cross Selling yaitu
pemasaran produk lengkap pada pelanggan lama.
b.
Up Selling yaitu
pemasaran produk yang mempunyai nilai yang lebih tinggi pada pelanggan baru dan
lama.
4.
Long-term profitability
Apabila perusahaan dapat fokus pada pelanggan,
mempertahankan pelanggan loyal dan meningkatkan jumlah pelanggan maka perusahaan
kemungkinan besar akan memperoleh dan bahkan meningkatkan keuntungan jangka panjang.
Sedangkan manfaat sistem CRM bagi pelanggan adalah sebagai
berikut:
1.
Continuity
Kontinuitas diperoleh dari hubungan dengan penjual yang sama
sehingga mempermudah proses pembelian pelanggan.
2.
Contact point
Pembeli ingin menjadi pelanggan tetap karena mereka ingin
berbisnis dengan perusahaan yang menyediakan konsistensi kualitas produk
dan jasa. Oleh karena itu, sistem CRM harus memungkinkan pelanggan untuk berhubungan
dan berkomunikasi dengan perusahaan. Jadi contact point ini adalah
metode interaksi seperti melalui telepon, e-mail, poin pembelian
dan sebagainya.
3.
Personalization
Perusahaan harus mengetahui nama pelanggan, rutinitas
pembelian pelanggan sehingga dapat memprediksi kebutuhan pelanggan yang
bervariasi dengan baik. Dengan teknologi informasi yang tepat, pelanggan dapat
memperoleh manfaat dari jasa personalisasi.
Jenis
CRM
Ada 3 jenis aplikasi CRM yaitu (Turban, 2004):
1.
Operational CRM
Yang terkait dengan fungsi bisnis tertentu yang mencakup customer service, manajemen pemesanan, faktur dan pengajuan rekening,
manajemen dan otomatisasi penjualan dan pemasaran.
2.
Analytical CRM
Mencakup aktivitas-aktivitas yang menangkap, menyimpan,
mengekstrak, memproses, menginterpretasi dan melaporkan data pelanggan kepada
pengguna yang akan menganalisa sesuai dengan kebutuhannya.
3.
Collaborative CRM
Berhubungan dengan seluruh komunikasi yang dibutuhkan,
koordinasi, kolaborasi antara penjual dan pembeli.
Sedangkan untuk level atau tingkatan dalam penerapan
aplikasi CRM terdapat 3 level antara lain (Buttle, 2007):
1.
CRM Strategis
CRM strategis terfokus pada upaya untuk mengembangkan kultur
usaha yang berorientasi pada pelanggan atau customer-centric.
Kultur ini ditujukan untuk merebut hati konsumen dan menjaga loyalitas mereka
dengan menciptakan serta memberikan nilai bagi pelanggan yang mengungguli para
pesaing. Sikap mengutamakan pelanggan memang bertentangan dengan logika-logika
bisnis yang lain. Kotler menunjukkan tiga orientasi bisnis yang terpenting
yaitu produk, penjualan dan pelanggan atau pasar.
2.
CRM Operasional
CRM operasional lebih terfokus pada otomatisasi cara-cara
perusahaan dalam berhubungan dengan para pelanggan. Berbagai aplikasi perangkat
lunak CRM memungkinkan fungsi-fungsi pemasaran, penjualan dan pelayanan dapat
berjalan secara otomatis. Contoh pemanfaatan teknologi pada proses-proses
pemasaran adalah Marketing Automation.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar